Ketika Adik Meninggal
A. Sinopsis
Judul : Ketika Adik Meninggal
Pengarang : Sari Pusparini Soleh
Di sebuah desa, hiduplah seorang remaja bernama Sembara. Suatu senja, Ia sedang bersimpuh di depan sebuah gundukan tanah dengan hatinya pedih tak terkira, karena kematian Bagas, adik Sembara yang sangat berharga baginya. Bagas meninggal di usianya yang ke 7.
Sembara dan Bagas hanya hidup berdua. Orang tua mereka wafat saat Bagas masih kecil. Karena itu, Sembara bertekad membesarkan Bagas dengan baik sampai ia rela putus sekolah. Ia bekerja di pusat kerajinan kampung, uang yang dihasilkan sebagian untuk menyekolahkan Bagas kelak. Tapi cita-cita itu hancur. Bagas sudah meninggal karena tersengat lebah.
Sampai akhirnya, kawan Sembara yang bernama Delima sering menghibur dan menasihatinya. Namun, Sembara selalu diam dan memiringkan kepalanya dengan tatapannya yang kosong.
Di suatu malam, hujan turun deras dan petir yang menyambar-nyambar. Sembarapun bergegas ke luar rumah dan lari ke atas bukit. Ia langsung menentang Allah SWT atas kematian adiknya di bawah hujan yang deras. Tiba-tiba, sebuah kilat yang menyilaukan menyambar Sembara sampai membuatnya tak sadarkan diri.
Paginya, Sembara terbangun. Sembara kaget melihat seekor lebah mendekatinya. Sikapnya ramah seakan bersahabat dengannya. Semakin didekati oleh lebah itu, Sembara terlihat sangat ketakutan. Ternyata, Sembara bangun dalam wujud lebah. Lebah itu selalu memanggil Sembara dengan nama Nahla, sehingga Sembara pun tahu nama raga lebah yang telah dipinjamnya adalah Nahla. Maka dari itu, ia harus berhati-hati agar mereka tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Setelah Sembara mengetahui tentang dirinya Nahla, maka Sembara pun tahu nama lebah itu yaitu Nena.
Hari itu juga, puluhan ribu saudara Nena melakukan shalat sujud syukur kepada Allah SWT atas kesembuhan Nahla. Semenjak itu, Sembara memulai kehidupannya sebagai seekor lebah. Selama beberapa hari, ia berusaha mempelajari anggota tubuhnya.
Suatu hari, Sembara memulai pekerjaan. Tidak seperti biasa, Nena mengajaknya mencari makan. Mencari makan berarti Sembara harus bisa terbang, padahal seumur hidup, Sembara belum pernah terbang. Karena itu Nena heran melihatnya. Maka, Nena mengajar Sembara terbang, sampai Sembara bisa terbang dengan lancar.
Hari demi hari telah terlalui oleh Sembara. Ia mulai betah tinggal di sarang lebah. Tetapi suatu malam, Sembara bermimpi melihat Bagas. Mimpi itu mengingatkan Sembara akan tujuan awalnya. Dendamnyapun kembali meluap. Ia kembali mencari cara untuk membalas dendam kepada para lebah. Ia masuk ke dalam eraman yang tidak terjaga, lalu dihancurkan telur itu dan dibunuhlah larva yang masih ada di dalam sel. Namun, karena terlalu banyak telur dan larva, ia tak sempat membunuh semuanya.
Keesokan paginya, seluruh penghuni sarang geger saat mereka melihat banyak telur dan larva yang hancur. Sang Ratu lebahpun marah saat mengetahui hal itu dan langsung menyuruh pasukannya untuk mencari pelakunya untuk dihukum. Tetapi Sembara berbohong kepada Ratu lebah agar tidak diketahui yang lain. Ia berkata bahwa yang menghancurkan telur dan larva adalah kumbang dan lalat lebah. Dan Ratu lebah percaya pada omong kosong Sembara. Diam-diam, Nena melihat gerak-gerik Sembara. Nena merasa ada hal aneh pada Nahla.
Pada sore hari, Sembara datang ke makam adiknya. Ternyata, Nena mengikutinya secara diam-diam. Sembara berkata kepada makam Bagas bahwa ia telah membalas atas kematian Bagas kepada para lebah. Nena sangat kaget mendengarnya. Lalu, Nena terbang meninggalkan tempat itu dan mengetahui pelaku penghancur telur dan larva di sarangnya yaitu Sembara. Ia menunggu Sembara di padang ilalang. Tak lama kemudian Sembara datang yang tengah melintasi tempat itu. Akhirnya terbongkarlah rahasia Sembara oleh Nena. Lalu, Sembarapun mengaku. Nena pun bercerita alasan mengapa para lebah menyengat Bagas hingga terluka dan akhirnya meninggal. Ceritanya di mulai saat sarang lebah di lempari batu oleh Bagas dan mengenai kepala Nahla, serangan itu merupakan perang bagi lebah dan akhirnya para lebah menyengat Bagas hingga terluka parah. Sembara tertegun mendengarnya.Pada malam harinya, Sembara tertidur dan bermimpi bertemu dengan Bagas. Wajah Bagas seakan sangat ketakutan. Tiba-tiba ia terbangun dari tidurnya. Akhirnya, ia menyadiri bahwa ia telah diperbudak nafsu dan telah berbuat dosa besar.
Keesokan harinya, ia berkata kepada Nena bahwa ia telah menghapus dendamnya dan merelakan kepergian adiknya. Betapa terharu Nena mendengarnya. Ia juga meminta maaf kepada Nena dan seluruh keluarganya. Kemudian, ia pergi ke tengah ilalang dan memohon kepada Allah SWT agar wujudnya kembali seperti semula. Tiba-tiba langit menjadi mendung beserta petir yang menyambar. Petir itu menyambar tubuh Sembara, ia pun terjatuh ke ilalang. Nena melihat kejadian itu dan berpikir bahwa Sembara telah meninggal. Tak lama, Sembara terbangun dalam wujud manusia. Lalu, ia segera kembali ke rumah. Delima terkejut melihat Sembara pulang, karena ia sudah lama tak melihatnya lagi. Sebelumnya, Delima mengira Sembara telah mati. Tetapi, dia senang bisa bertemu Sembara lagi. Lalu, Sembara berkata kepada Delima bahwa ia telah menyadari kesalahannya dan berjanji tak akan pernah berbuat buruk lagi.
B. Tokoh dan Wataknya
• Sembara
Watak : a. Dermawan
b. Pendendam
c. Pembohong
d. Jujur
Alasan : a. Ia bekerja di pusat kerajinan kampung, uang yang dihasilkan sebagian untuk menyekolahkan Bagas kelak.
b. Dendamnya kembali meluap. Iapun mencari cara untuk membalas dendam kepada para lebah.
c. Tetapi Sembara berbohong kepada Ratu lebah agar tidak diketahui yang lain. Ia berkata bahwa yang menghancurkan telur dan larva
d. Lalu, Sembarapun mengaku.
Bukti : a. Halaman 10
b. Halaman 44
c. Halaman 45
d. Halaman 50
• Nena
Alasan : a) Ternyata, Nena mengikutinya secara diam-diam (1).Akhirnya terbongkarlah rahasia Sembara oleh Nena (2).
Watak : a) Cerdik
Bukti : a) Halaman 48(1) dan 50(2).
• Delima
Alasan : a) Sampai akhirnya, kawan Sembara yang bernama Delima sering menghibur dan menasihatinya.
b) Tetapi, dia senang bisa bertemu Sembara lagi.
Watak : a) Baik hati
b) Penyayang
Bukti : a) Halaman 13
b) Halaman 63
C. Tokoh Favorit
• Sembara
Alasan : Sebab walaupun Sembara pernah melakukan hal buruk dan berbuat dosa besar, akhirnya ia menyadari perbuatan buruknya dan berjanji agar tidak melakukan hal buruk lagi.
D. Pesan Pengarang
Janganlah kita berperasangka buruk dan membalas dendam kepada seseorang, yang telah melakukan sesuatu yang buruk kepada kita, karena Allah SWT lah yang berhak membalasnya.
E. Cerita Versi Saya
Di sebuah desa, hiduplah seorang remaja bernama Sembara. Suatu senja, Ia sedang bersimpuh di depan sebuah gundukan tanah dengan hatinya pedih tak terkira, karena kematian Bagas, adik Sembara yang sangat berharga baginya. Bagas meninggal di usianya yang ke 7.
Sembara dan Bagas hanya hidup berdua. Orang tua mereka wafat saat Bagas masih kecil. Karena itu, Sembara bertekad membesarkan Bagas dengan baik sampai ia rela putus sekolah. Ia bekerja di pusat kerajinan kampung, uang yang dihasilkan sebagian digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian untuk menyekolahkan Bagas kelak. Tapi cita-cita itu hancur. Bagas sudah meninggal karena tersengat lebah.
Sampai akhirnya, kawan Sembara yang bernama Delima sering menghibur dan menasihatinya. Namun, Sembara selalu diam dan memiringkan kepalanya dengan tatapannya yang kosong.
Di suatu malam, hujan turun deras dan petir yang menyambar. Sembarapun bergegas ke luar rumah dan lari ke atas bukit. Ia langsung menentang Allah SWT atas kematian adiknya dan meminta agar mengubah wujudnya menjadi lebah untuk membalas dendam kepada para lebah. Tiba-tiba, sebuah kilat yang menyilaukan menyambar Sembara sampai membuatnya tak sadarkan diri.
Paginya, Sembara terbangun. Sembara kaget melihat seekor lebah mendekatinya. Sikapnya ramah seakan bersahabat dengannya. Semakin di dekati oleh lebah itu, Sembara terlihat sangat ketakutan. Ternyata, Sembara terbangun dalam wujud lebah. Lebah itu selalu memanggil Sembara dengan nama Nahla, sehingga Sembarapun tahu nama raga lebah yang telah dipinjamnya. Maka dari itu, ia harus berhati-hati agar mereka tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Setelah Sembara mengetahui tentang dirinya Nahla, maka Sembara tahu nama lebah itu yaitu Nena.
Hari itu juga, puluhan ribu saudara Nena melakukan shalat sujud syukur kepada Allah SWT atas kesembuhan Nahla. Semenjak itu, Sembara memulai kehidupannya sebagai seekor lebah. Ia berusaha mempelajari anggota tubuhnya.
Suatu hari, Sembara memulai pekerjaan. Tidak seperti biasa, Nena mengajaknya mencari makan. Mencari makan berarti Sembara harus bisa terbang, padahal seumur hidup, Sembara belum pernah terbang. Karena itu Nena heran melihatnya. Maka, Nena mengajar Sembara terbang, sampai Sembara bisa terbang dengan lancar.
Hari demi hari telah terlalui oleh Sembara. Ia mulai betah tinggal di sarang lebah. Tetapi suatu malam, Sembara bermimpi melihat Bagas. Mimpi itu mengingatkan Sembara akan tujuan awalnya. Dendamnyapun kembali meluap. Ia kembali mencari cara untuk membalas dendam kepada para lebah. Ia masuk ke dalam eraman yang tidak terjaga, lalu dihancurkan telur itu dan dibunuhlah larva yang masih ada di dalam sel. Namun, karena terlalu banyak telur dan larva, ia tak sempat membunuh semuanya.
Keesokan paginya, seluruh penghuni sarang geger saat mereka melihat banyak telur dan larva yang hancur. Sang Ratu lebahpun marah saat mengetahui hal itu dan langsung menyuruh pasukannya untuk mencari pelakunya untuk dihukum. Tetapi Sembara berbohong kepada Ratu lebah agar tidak diketahui yang lain. Ia berkata bahwa yang menghancurkan telur dan larva adalah kumbang dan lalat lebah. Dan Ratu lebah percaya pada omong kosong Sembara. Diam-diam, Nena melihat gerak-gerik Sembara. Nena merasa ada hal aneh pada Nahla.
Sore harinya, Sembara datang ke makam adiknya. Ternyata, Nena mengikutinya secara diam-diam. Sembara berkata kepada makam Bagas bahwa ia telah membalas atas kematian Bagas. Nena sangat kaget mendengarnya. Lalu, Nena terbang meninggalkan tempat itu dan mengetahui pelaku penghancur telur dan larva di sarangnya yaitu Sembara. Ia menunggu Sembara di padang ilalang. Tak lama kemudian Sembara datang. Akhirnya terbongkarlah rahasia Sembara oleh Nena. Lalu, Sembarapun mengaku. Nena pun bercerita alasan mengapa para lebah menyengat Bagas hingga terluka dan akhirnya meninggal. Sembara tertegun mendengarnya. Malamnya, Sembara tertidur dan bermimpi bertemu dengan Bagas. Wajah Bagas seakan sangat ketakutan. Tiba-tiba ia terbangun dari tidurnya. Akhirnya, ia menyadiri bahwa ia telah diperbudak nafsu dan telah berbuat dosa besar.
Keesokan harinya, ia berkata kepada Nena bahwa ia telah menghapus dendamnya dan merelakan kepergian adiknya. Betapa terharu Nena mendengarnya. Ia juga meminta maaf kepada Nena dan seluruh keluarganya. Kemudian, ia pergi ke tengah ilalang dan memohon kepada Allah SWT agar wujudnya kembali seperti semula. Tiba-tiba langit menjadi mendung beserta petir yang menyambar. Petir itu menyambar tubuh Sembara, ia pun terjatuh ke ilalang dan menjadi tak sadarkan diri .
Saat Sembara terbangun dari komanya, ia sedang di kamar tidur dan dikelilingi banyak orang. Dan orang-orang itu adalah orang yang telah menolong Sembara setelah tersambar petir. Ternyata peristiwa tadi yang terjadi saat ia menjadi lebah adalah sebuah mimpi dalam komanya. Akhirnya ia menyadari kesalahan-kesalahannya selama ini, apalagi sejak Bagas meninggal. Sekarang, ia sudah merelakan kepergian adiknya. Sejak saat itu, Sembara tidak ingin membalas dendam lagi dan sudah lebih rajin ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar