Kamis, 06 Desember 2012

Pengaruh Internet



Internet. Yap! Pasti itu kata yang sering didengar setiap orang, apalagi remaja. Internet bisa didapatkan dimanapun kita berada, dengan bermodalkan hp berfitur koneksi internet, internetpun dapat diakses. Malah, banyak yang menyebutnya sebagai "Dunia Informasi Tanpa Batas".
  

Banyak Ilmu pengetahuan yang begitu melimpah disana. Tentunya hal ini tak jauh kenaannya dengan siswa. Siswa pasti tidak luput dengan yang namanya informasi dan ilmu pengetahuan, dan internet ini adalah media yang paling efektif dan mudah untuk didapatkan dan diakses oleh siapa saja dimanapun, walaupun tak dapat dipungkiri bahwa karena adanya kebebasan ini dapat terjadi pula penyalah gunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk Kriminalitas.


Namun demikian tidak semua siswa melakukan hal yang demikian, hanya segelintir siswa-siswa yang usil saja yang dapat melakukannya karena kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri pribadi dan sekitarnya, namun pada umumnya internet digunakan oleh setiap siswa untuk mencari atau mendapatkan informasi yang berhubungan dengan materi pelajaran yang ia terima disekolah, hal tersebut memungkinkan siswa menjadi lebih kreatif dan lebih aktif dalam mencari sumber informasi dan ilmu pengetahuan dibandingkan dengan siswa-siswa yang hanya duduk diam didepan meja dan mendengarkan gurunya berbicara.

 
Hal ini dapat menjadi sebuah motivator terhadap siswa untuk terus berkembang dan juga dapat berfungsi sebagai penghancur generasi muda, remaja adalah makhluk yang rentan terhadap perubahan disekitarnya, dia akan mengikuti hal yang paling dominant yang berada didekatnya jadi kemungkinan terjadinya perubahan yang drastis dalam masa-masa remaja akan mendorong kearah mana remaja itu akan berjalan, kearah positif atau negative tergantung dari mana di memulai.

Remaja yang kesehariannya bergaul dengan internet akan lebih tanggap terhadap perubahan informasi disekitarnya karena ia terbiasa dan lebih mengetahui tentang informasi-informasi tersebut sehingga dia lebih daripada yang lainnya. Tetapi selain itu, remaja yang memiliki kecenderungan pada hal yang negative justru sebaliknya, dia akan nampak pasif karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kayaan informasi dari internet tersebut.
 
Maka dari itu alangkah baiknya jika kita bisa dengan bijak menggunakan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya dalam hal yang positif demi kemajuan diri dan pribadi kita, dan selaku remaja kita semua harus dapat menguasai teknologi yang sedang berlari kencang pada era ini, karena dengan demikian kita pun akan ikut berlari menyongsong masa depan.

Rabu, 05 Desember 2012

Syair Sekolah Tari


Ku bangun di pagi hari,
Menghirup udara pagi hari, 
Ku tangani lapar dengan mari,
Dan pergi ke sekolah tari.

Dengan senyum ku berjalan,
Melewati panjangnya jalan,
Kaki pegal ludah kutelan,
Melintasi rute Ahmad Dahlan.

Terus berjalan terus begini,
Hingga tiba di sekolah ini,
Ku masuk dengan berani,
Temu sapa kawan di sini.

Ku pelajari tari pahan,
Ku lakukan secara perlahan,
Walau ku mulai kelelahan,
Tetap ku lakukan biar tahan.

Saat  intip jendela baja,
Ku lihat langit tlah larut senja,
Ku pun pulang naik kopaja,
Merebah diri dengan sahaja.

Selasa, 04 Desember 2012

Tawuran (n)



             
Akhir-akhir ini, tragedi tawuran semakin marak terjadi. Situs rmol.co mengutip bahwa Komisi Nasional Perlindungan Anak, mencatat dalam enam bulan di Jabodetabek se­dikitnya terjadi 140 kasus ta­wuran pelajar, 37 pelajar tewas, puluhan pelajar lainnya luka-luka. Tawuran sendiri adalah perkelahian antar 2 kelompok atau lebih yang mana dilakukan oleh para pelajar. Pelajar disini mayoritas adalah pelajar dari SMA, SMK, maupun mahasiswa dan kelompok yang dimaksud biasanya adalah sekolah atau Universitas. Di minggu inipun yang paling menyita perhatian masyarakat adalah tawuran antara SMAN 70 dan SMAN 6.

            Mungkin di Indonesia, tawuran tampak seperti hal yang lumrah. Tawuranpun seperti kegiatan yang turun menurun di beberapa sekolah. Namun, timbulkah pertanyaan ini di benak kita, “apakah tawuran bisa membelah persatuan Indonesia?” Jawabannya adalah: bisa saja. Mengapa? Karena jika ingin tetap mempersatukan, kita butuh pembelaan negara dari setiap warga negaranya, termasuk para pelajar. Nah, sekarang jangankan untuk membela, banyak pelajar malah berkelahi bila bertemu pelajar lainnya yang lain sekolah. Ironisnya lagi, tragedi ini terus terjadi dan sering memakan korban jiwa. Kira-kira apa penyebabnya?

1. Kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anak.
Orang tua yang ringan tangan akan merubah pola pikir anaknya bahwa kekerasan itu boleh-boleh saja. Makanya mereka pasti mengeluarkan sifat kekerasan itu untuk berkelahi.

2. Kurangnya pendidikan agama terhadap pelajar.
Minimnya pendidikan agama sangat berpengaruh. Karena pembelajaran agama bukan hanya melibatkan otak, tapi hati dan perasaan pun ikut terlibat. Mereka belajar mana yang haq dan mana yang bathil.

3. Rasa setia kawan yang berlebihan.
Hal ini harus dihilangkan, karena bisa memicu diri kita ataupun teman kita ikut tawuran.

4. Situasi dan kondisi lingkungan masyarakat yang buruk.
Terpengaruh teman ikut tawuran.
          
  Upaya pencegahan pun harus dimulai dari sekarang. Contohnya adalah :
1. Meningkatkan dan menerapkan pendidikan agama terhadap pelajar.
Cara ini bisa dilakukan dengan mewajibkan para pelajar untuk membawa dan membaca kitab sucinya masing-masing misalnya sebelum memulai jam pelajaran di sekolah. Tujuannya adalah agar para pelajar memiliki batin yang tenang.

2.  Sekolah harus membuat dan menerapkan peraturan yang tegas           
Peraturan bukan hanya dibuat saja, tapi harus diterapkan benar-benar di sekolah agar mereka bisa disiplin dan memiliki karakter yang baik. Contohnya seperti : mengeluarkan siswa bila terlibat dalam tawuran, memberikan sanksi tegas bila siswa membawa senjata tajam untuk tawuran, dan lain sebagainya.

3. Memberikan pendidikan anti tawuran
Para pelajar akan diajarkan untuk memulai melakukan hal-hal positif, seperti ngeblog di internet, berolahraga, mengikuti ekskul, dan dijelaskan kerugian-kerugian dari tawuran.

4. Merazia para pelajar.

Senjata tajam yang dirazia akan di sita, dan pelajar akan terkena sanksi. Razia ini bisa dilakukan oleh pihak sekolah di sekolah ataupun pihak polisi di beberapa tempat seperti di kendaraan umum, tempat umum, dan lingkungan lainnya.

5. Memberikan pendidikan cinta tanah air.
Para pelajar akan dilatih menjadi pemuda yang berkarakter dan cinta tanah air.

Tawuran sendiri bertolak belakang dengan bela negara.  Partisipasi pelajar terhadap pembelaan negara bisa dengan belajar giat, mematuhi tata tertib, menjaga persatuan, menjaga keamanan dan lain-lain. Hal ini pun berbeda 180o dengan tawuran yang malah merisihkan masyarakat, melanggar peraturan, membelah persatuan.

Maka dari itu bela negara itu tentu penting. Karena ancaman dan gangguan dari luar dan dalam negeri terus berlanjut. Bila kita tak sigap, maka kesatuan dan persatuan negara kita akan terancam terbelah. Diantara ancaman dari dalam negeri adalah konflik antar kelompok dan perang saudara. Dan tawuran merupakan salah satunya. Padahal untuk membela negara, dibutuhkan partisipasi warga negaranya.

Contohnya saja masyarakat bisa melakukan hal yang dasar seperti mematuhi peraturan, aktif di kegiatan positif, hidup rukun, ikut kegiatan sosial, saling menghormati, membina hubungan yang baik dengan orang lain sebagai bukti bela negara.
             
            Tujuan bela negara adalah mempertahankan kelangsungan hidup negara, menjaga identitas ,integritas dan perdamian negara. Kalau kita tawuran, kita bukan membela negara, melainkan merusak negara.