Sabtu, 12 Maret 2011

PUISI "HAMPA"


PUISI
A.     PUISI

HAMPA

kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

Karya : Chairil Anwar


B.      Parafrase

HAMPA

kepada Sri

Keadaan amat sepi di luar sana. Keadaan sepi itu menekan dan mendesak.
Lurus kaku pepohonan disana. Pepohonan itu tak bergerak sampai ke puncaknya. Sepi itu memagutku, tak satu kuasapun dapat melepas dan merenggutnya dariku. Segalanya hanya menanti. Menanti, dan menanti lagi. Menanti dalam sepi. Di tambah lagi dengan keadaan saat ini, menanti jadi malah mencekik. Memberatkan dan mencekungkan pundakku. Sampai binasa segala-galanya. Itu pun belum apa-apa, bahkan udara pun telah bertuba. Setan pun bertempik sorak. Ini, peraan sepi ini terus saja ada. Dan aku masih tetap menanti.


C.      Amanat / Pesan Pengarang

Walaupun hidup ini berat, tapi jalanilah hidup dengan bersabar, tabah dan menyerahkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.


D.    Tanda Membaca Pada Puisi

HAMPA                                                                                   (Rendah)

kepada sri                                                                             (Rendah)

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.                   (Rendah)
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak                            (Rendah)
Sampai ke puncak. Sepi memagut,                           (Rendah)
Tak satu kuasa melepas-renggut                                (Rendah)
Segala menanti. Menanti. Menanti.                         (Rendah)
Sepi.                                                                                       (Rendah)
Tambah ini menanti jadi mencekik                           (Rendah)
Memberat-mencekung punda                                    (Rendah)
Sampai binasa segala. Belum apa-apa                     (Rendah)            
Udara bertuba. Setan bertempik                               (Rendah)
Ini sepi terus ada. Dan menanti.                                (Rendah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar