Kamis, 23 Desember 2010

Kisah Bocah Amerika Masuk Islam


Muhammad Abdullah
Rasulullah saw bersabda: ”Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)


Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.


Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.

Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.

Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.

Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”

Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.


Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. ”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”


Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”


Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.


Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, ”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.


Wartawab bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”


Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.


”Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan


Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.


”Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.


Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.


Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya.


Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”


Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”


”Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.


“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad


Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.

Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”

”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.

Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”

“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan

Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”
”Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”
Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”

”Apakah engkau sholat di sekolahan ?”

”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad.

Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”

Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.

(sumber: X-File)

Rabu, 22 Desember 2010

Tahukah kamu?





Tahukah kamu, jika kamu menyentuh uvulamu, kamu bisa merasakan makanan yang sudah kamu makan selama 12 jam terakhir?

Selasa, 07 Desember 2010

Jumat, 03 Desember 2010

Taman Kota


Produsen Oksigen yang efektif banyak contohnya, salah satunya taman kota. Faktanya, setiap jam, 1 hektar daun-daun hijau bisa menyerap 8 kilogram Karbondioksida (CO2) yang kemudian di olah menjadi Oksigen (02). Hal ini sangat berguna karena kebutuhan oksigen kita mencapai 840gram/hari. Dan untungnya setiap hari sebuah pohon di taman kota menghasilkan 1000 gram oksigen.

Taman kota juga sangat berperan mengurangi kemungkinan banjir. Karena, satu pohon yang beratnya 1000 kg mampu menyerap 800 liter. Apalagi kalau 1 taman kota ada 10 pohon, pasti banyak air yang di serap oleh pohon tersebut.





Sayang banget, lahan yang berpotensi di jadiin taman, malah di rubah menjadi bangunan. Bukannya mengurangi efek buruk terhadap lingkungan, eh malah makin ngerusak aja. Maka dari itu, kita harus menjaga taman kota. Memang masih sedikit taman kotanya, tapi sudah ada beberapa taman kota. Cara menjaganya gamapang aja, yaitu nggak buang sampah sembarangan dan corat-coret di taman kota.





sumber : Majalah Go girl!

Rabu, 01 Desember 2010

Cara Belajar ...

Kewajiban kita sebagai siswa adalah belajar, terutama di sekolah. Dan mengulas kembali pelajaran di rumah. Kita belajar di sekolah wajib mempahami penjelasan guru sekurang-kurangnya 70%. Sehingga kita mengulangya lagi dirumah hanya 30%. Banyak cara-cara belajar yang efektif, semua orang mungkin berbeda-beda, seperti belajar sambil mendengarkan lagu, belajar dengan suasana yang tenang, dan dengan cara lainnya. Tetapi itu adalah cara belajar di rumah. Bagaimana cara belajar di sekolah supaya tidak cepat lupa? Berikut adalah caranya:


1. Mendengarkan Penjelasan Guru Dengan Jelas
Ya, yang pertama adalah Mendengarkan Penjelasan Guru Dengan Jelas. Maksudnya kita harus mendengarkan penjelasan guru dengan baik dan jangan ngobrol dengan teman. Dan jangan lupa juga jika ada yang tidak mengerti tanyakan saja pada gurunya.






2. Tulis Hal-Hal Yang Penting 
Pasti,  kalau kita mendengarkan dengan baik, kita akan bisa mencerna pelajaran dengan baik juga dan mengetahui hal-hal apa saja yang penting. Kalau kita sudah tahu, lebih baik kita tulis di buku catatan. Karena menulis hal-hal penting akan mengurangi kemungkinan cepat lupa. Selain itu, menulis hal-hal yang penting dapat meningkatkan daya ingat kuat kita sedikitnya 50%. Kalau sudah ditulis, berarti kita sudah belajar 2 kali. Yang pertama mendengarkan penjelasan, dan ke dua mencatat atau menulis hal yang penting.






3. Salin Lagi Ke Buku Yang 1nya lagi
Setelah mencatat di buku catatan, agar lebih baik lagi, kita menyalinnya lagi ke buku 1nya lagi. Maka, kita harus mempunyai 2 buku setiap pelajaran. Selain itu, cara ke 3 ini efektif sebagai buku cadangan. Jika buku pertama hilang, kita masih punya buku yang ke dua. Di samping itu pula, salin lagi ke buku yang 1nya lagi ini kemungkinan dapat mempercepat kita hafal apa yang telah tadi dipelajari. Kalau cara ini sudah di kerjakan, berarti kita sudah belajar 3 kali. Yang pertama mendengarkan penjelasan, yang ke dua mencatat atau menulis hal yang penting, dan yang ketiga menyalin apa yang sudah dicatat.


Itulah sebagian kecil cara kita belajar di sekolah. Tapi, kalau mau cara ini berhasil, kita harus mengikuti prosedur cara ini dengan baik. Misalkan, kita tidak melaksanakan yang nomor 1, kita tidak akan bisa mengerjakan yang cara nomor 2 dan 3. Mengapa? Coba kita lihat yang pertama, yang pertama adalah "Mendengarkan Penjelasan Guru Dengan Jelas". Maksudnya, jika kita tidak mendengarkan penjelasan guru, bagaimana kita tahu hal apa sajakah yang penting dari penjelasan guru. Nah, jika kita tidak bisa mengerjakan cara nomor 2, otomatis kita juga tidak bisa mengerjakan cara nomor 3. Karena, kita tidak akan bisa menyalin catatan tanpa catatan hal yang penting akibat kita tidak mendengarkan penjelasan guru. Maka dari itu, jika kita tidak mengerjakan salah 1 saja cara nomor apa saja, semuanya akan ikut kacau. So, kita harus mengikuti cara ini dengan prosedur yang baik dan benar.