Liburanpun
tiba. Julian, Dick dan Anne tiba di Pondok Kirrin untuk tinggal bersama George
dan Tim untuk berlibur. Mereka berencana untuk menghabiskan waktu liburan
dengan menjelajahi Pulau Kirrin, tetapi kebahagiaan mereka sedikit terganggu
mengingat Bibi Fanny, ibu dari George jatuh sakit. Semakin hari, penyakit Bibi
Fannypun memburuk. Hal ini menyebabkan ia harus dirawat di sebuah rumah sakit
yang cukup jauh dari Pondok Kirrin. Beliau ditemani dengan Paman Quentin. Julian,
Dick, Anne, George dan Tim akhirnya dirawat oleh juru masak sementara Bibi
Fanny, yaitu Ibu Stick beserta anak laki-lakinya yang bernama Edgar dan
anjingnya, si Bau. Sebenarnya suami Bu Stick, Pak Stick juga akan tinggal di
Pondok Kirrin, hanya saja ia disana untuk malam hari saja.
Ibu Stick dan Edgar
datang dengan perasaan saling membenci satu sama lain dengan mereka berlima. Bahkan,
Ibu Stick mencoba meracuni Tim, beruntung George bisa mencegah hal itu terjadi.
Karena jengkel akibat kelakuan yang terus menerus dilakukan Ibu Stick, George tiba-tiba
menemukan ide untuk tinggal di Pulau Kirrin berdua dengan Tim, anjingnya.
Sedangkan ketiga saudaranya, ia desak untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
Akan tetapi, rencana ini ia rahasiakan dulu kepada ketiga saudara sepupunya.
Namun, ketika George mendesak saudaranya untuk pulang, mereka menolak, dan
curiga apa yang sedang George rencanakan. Hingga akhirnya, di suatu malam,
George telah menyiapkan semua perbekalan untuk dirinya dan Tim. Selain itu, ia
juga menyelipkan surat di tempat tidurnya yang berisi bahwasannya ia akan pergi
ke Pulau Kirrin, sedangkan Julian, Dick dan Anne harus pulang.
Sementara George hendak pergi di malam itu, tiba-tiba Julian terbangun. Ia langsung mengecek semua saudaranya masih tertidur. Benar saja, ternyata ia tak melihat George dan melihat sebuah surat. Dibacalah surat itu. Lalu, Julian segera mencegah perbuatan George dan ia mengajak berunding dengan saudaranya yang lain. Minggat bersamapun menjadi keputusan akhir dari rundingan tersebut.
Keputusan itu
disambut gembira oleh semua. Dan merekapun langsung menyiapkan perbekalan untuk
minggat. Keesokan harinya mereka berlima langsung berangkat menggunakan perahu.
Namun, sebelum itu, mereka membuat strategi supaya usaha minggat mereka tidak
diketahui oleh keluarga Stick. Mereka membuat strategi dimana seakan-akan
mereka semua pulang kembali ke rumah masing-masing.
Sesampainya di
Pulau Kirrin, mereka mengelilingi pulau itu. Hingga sampai di bangkai kapal
tua, mereka menemukan bukti penyelundup berupa koper hitam. Setelah itu, mereka
berhasil menemukan tempat tinggal berupa gua yang tampaknya cukup nyaman. Di
gua, mereka sempat membuka koper hitam terkuci itu. Dan ternyata isinya
hanyalah pakaian anak perempuan dan boneka.
Sampai suatu
malam, Julian dan George mendengar jeritan anak perempuan. Mereka teringat
koper hitam itu berisi pakaian anak perempuan dan boneka, mungkin koper itu berhubungan dengan jeritan
tadi. Akhirnya Julian dan George memanggil Dick, Anne, Tim dan Edgar untuk ikut
menyelidiki suara tersebut. Sebelumnya, Edgar ditawan oleh lima sekawan saat ia
terperosok dan terjatuh di depan gua mereka, akhirnya Edgarpun ditawan dan
dimintai informasi tentang perbuatan orang tuanya yang mencurigakan. Namun,
sayang Edgar tidak banyak tahu tentang itu. Setelah mereka semua berkumpul
semua, mereka menuju ke ruang bawah tanah yang ternyata sumber suara itu
muncul. Namun, ruangan itu telah ditutupi oleh batu-batuan yang banyak oleh bapak
dan ibu Stick, sehingga mereka semuapun menyingkirkannya, termasuk Edgar yang
menjadi tawanan lima sekawan. Ia dipaksa oleh lima sekawan untuk membantu
menyingkirkan batu.
Setelah masuk
kedalam ruang bawah tanah yang terkunci, mereka menemukan anak perempuan, putri
orang yang sangat kaya, yang diculik oleh suami-istri Stick. Setelah tersiksa di
ruangan bawah tanah itu, anak perempuan itu langsung mereka selamatkan dan
dibawanya ke Pondok Kirrin. Anak perempuan tadi bernama Jennifer. Sesampainya
di Pondok, mereka menemukan Paman Quentin dan Pak Inspektur, sudah tiba di
tempat. Nampaknya, Paman khawatir keadaan lima sekawan di Pondok, walau
sebelumnya ia bilang takkan bisa pulang dari rumah sakit menemani Bibi dalam
jangka waktu pendek. Paman dan Pak Inspektur sedangkan menyelidiki pondoknya
yang berantakan dan banyaknya barang yang hilang. Paman sangat marah karena
lima sekawan telah meninggalkan rumah sehingga pencuripun masuk ke Pondok.
Tetapi, George dan Julian menceritakan hal sebenarnya yang terjadi dari
kepergiannya ke Pulau Kirrin akibat kelakuan keluarga Stick hingga datang
kembali ke Pondok bersama anak perempuan tadi yang diculik. Pak Inspektur
percaya dengan Julian dan George. Namun, ia juga heran melihat anak perempuan
yang sedang dicari seluruh negeri tiba-tiba datang dengan mereka.
Setelah itu,
lima sekawan bertemu Joanna, juru masak Bibi Fanny yang baik hati. Ia segera
menyiapkan teh hangat untuk lima sekawan. Selama ini, Joanna memang sedang
merawat Bibi Fanny di rumah sakit bersama Paman.
Setibanya di
Pondok Kirrin, orang tua Jennifer bertemu dengan anaknya. Lima sekawan diberi
permintaan apapun oleh orang tua Jennifer sebagai tanda terima kasih, akhirnya
Julian meminta Jennifer untuk tinggal bersama lima sekawan untuk beberapa hari
saja di Pulau Kirrin. Orang tua Jennifer membolehkannya, asalkan beliau juga
ikut untuk memastikan keadaan di Pulau benar-benar aman. Sampai akhirnya, pasukan
polisi datang dan segera berangkat ke Pulau Kirrin menggunakan perahu bersama
lima sekawan dan Jennifer. Sesampainya di Pulau itu, polisi berhasil menangkap
suami-istri Stick dan Edgar, anaknya. Edgar akan dimasukkan ke Panti Pendidikan
Anak-Anak Nakal, sedangkan orang tuanya akan dimasukkan ke penjara, termasuk
juga anjing keluarga Stick, si Bau yang akhirnya ditangkap juga. Setelah
ditangkapnya keluarga Stick, lima sekawan bersorak bahagia, dan langsung
melanjutkan petualangan di Pulau Kirrin di sisa liburan ini.