Minggu, 18 Agustus 2013

Sinopsis Novel 5 Sekawan "Minggat"



Liburanpun tiba. Julian, Dick dan Anne tiba di Pondok Kirrin untuk tinggal bersama George dan Tim untuk berlibur. Mereka berencana untuk menghabiskan waktu liburan dengan menjelajahi Pulau Kirrin, tetapi kebahagiaan mereka sedikit terganggu mengingat Bibi Fanny, ibu dari George jatuh sakit. Semakin hari, penyakit Bibi Fannypun memburuk. Hal ini menyebabkan ia harus dirawat di sebuah rumah sakit yang cukup jauh dari Pondok Kirrin. Beliau ditemani dengan Paman Quentin. Julian, Dick, Anne, George dan Tim akhirnya dirawat oleh juru masak sementara Bibi Fanny, yaitu Ibu Stick beserta anak laki-lakinya yang bernama Edgar dan anjingnya, si Bau. Sebenarnya suami Bu Stick, Pak Stick juga akan tinggal di Pondok Kirrin, hanya saja ia disana untuk malam hari saja.

Ibu Stick dan Edgar datang dengan perasaan saling membenci satu sama lain dengan mereka berlima. Bahkan, Ibu Stick mencoba meracuni Tim, beruntung George bisa mencegah hal itu terjadi. Karena jengkel akibat kelakuan yang terus menerus dilakukan Ibu Stick, George tiba-tiba menemukan ide untuk tinggal di Pulau Kirrin berdua dengan Tim, anjingnya. Sedangkan ketiga saudaranya, ia desak untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Akan tetapi, rencana ini ia rahasiakan dulu kepada ketiga saudara sepupunya. Namun, ketika George mendesak saudaranya untuk pulang, mereka menolak, dan curiga apa yang sedang George rencanakan. Hingga akhirnya, di suatu malam, George telah menyiapkan semua perbekalan untuk dirinya dan Tim. Selain itu, ia juga menyelipkan surat di tempat tidurnya yang berisi bahwasannya ia akan pergi ke Pulau Kirrin, sedangkan Julian, Dick dan Anne harus pulang.

          Sementara George hendak pergi di malam itu, tiba-tiba Julian terbangun. Ia langsung mengecek semua saudaranya masih tertidur. Benar saja, ternyata ia tak melihat George dan melihat sebuah surat. Dibacalah surat itu. Lalu, Julian segera mencegah perbuatan George dan ia mengajak berunding dengan saudaranya yang lain. Minggat bersamapun menjadi keputusan akhir dari rundingan tersebut.

Keputusan itu disambut gembira oleh semua. Dan merekapun langsung menyiapkan perbekalan untuk minggat. Keesokan harinya mereka berlima langsung berangkat menggunakan perahu. Namun, sebelum itu, mereka membuat strategi supaya usaha minggat mereka tidak diketahui oleh keluarga Stick. Mereka membuat strategi dimana seakan-akan mereka semua pulang kembali ke rumah masing-masing.

Sesampainya di Pulau Kirrin, mereka mengelilingi pulau itu. Hingga sampai di bangkai kapal tua, mereka menemukan bukti penyelundup berupa koper hitam. Setelah itu, mereka berhasil menemukan tempat tinggal berupa gua yang tampaknya cukup nyaman. Di gua, mereka sempat membuka koper hitam terkuci itu. Dan ternyata isinya hanyalah pakaian anak perempuan dan boneka.


Sampai suatu malam, Julian dan George mendengar jeritan anak perempuan. Mereka teringat koper hitam itu berisi pakaian anak perempuan dan boneka,  mungkin koper itu berhubungan dengan jeritan tadi. Akhirnya Julian dan George memanggil Dick, Anne, Tim dan Edgar untuk ikut menyelidiki suara tersebut. Sebelumnya, Edgar ditawan oleh lima sekawan saat ia terperosok dan terjatuh di depan gua mereka, akhirnya Edgarpun ditawan dan dimintai informasi tentang perbuatan orang tuanya yang mencurigakan. Namun, sayang Edgar tidak banyak tahu tentang itu. Setelah mereka semua berkumpul semua, mereka menuju ke ruang bawah tanah yang ternyata sumber suara itu muncul. Namun, ruangan itu telah ditutupi oleh batu-batuan yang banyak oleh bapak dan ibu Stick, sehingga mereka semuapun menyingkirkannya, termasuk Edgar yang menjadi tawanan lima sekawan. Ia dipaksa oleh lima sekawan untuk membantu menyingkirkan batu.

Setelah masuk kedalam ruang bawah tanah yang terkunci, mereka menemukan anak perempuan, putri orang yang sangat kaya, yang diculik oleh suami-istri Stick. Setelah tersiksa di ruangan bawah tanah itu, anak perempuan itu langsung mereka selamatkan dan dibawanya ke Pondok Kirrin. Anak perempuan tadi bernama Jennifer. Sesampainya di Pondok, mereka menemukan Paman Quentin dan Pak Inspektur, sudah tiba di tempat. Nampaknya, Paman khawatir keadaan lima sekawan di Pondok, walau sebelumnya ia bilang takkan bisa pulang dari rumah sakit menemani Bibi dalam jangka waktu pendek. Paman dan Pak Inspektur sedangkan menyelidiki pondoknya yang berantakan dan banyaknya barang yang hilang. Paman sangat marah karena lima sekawan telah meninggalkan rumah sehingga pencuripun masuk ke Pondok. Tetapi, George dan Julian menceritakan hal sebenarnya yang terjadi dari kepergiannya ke Pulau Kirrin akibat kelakuan keluarga Stick hingga datang kembali ke Pondok bersama anak perempuan tadi yang diculik. Pak Inspektur percaya dengan Julian dan George. Namun, ia juga heran melihat anak perempuan yang sedang dicari seluruh negeri tiba-tiba datang dengan mereka.

Setelah itu, lima sekawan bertemu Joanna, juru masak Bibi Fanny yang baik hati. Ia segera menyiapkan teh hangat untuk lima sekawan. Selama ini, Joanna memang sedang merawat Bibi Fanny di rumah sakit bersama Paman.


 Ditengah-tengah menikmati teh hangat, Julian melihat dari kejauhan tampak seorang laki-laki jangkung yang tak lain adalah Pak Stick. Dihampirinyalah oleh Julian, dan Julianpun berkata bahwa Edgar sedang berada di ruang bawah tanah. Pak Stick heran mengapa ia tahu bahwa dirinya sedang mencari Edgar. Iapun langsung menemui istrinya, Bu Stick untuk mencari kebenaran bahwa anaknya berada di ruang bawah tanah. Mereka berdua heran, bukannya yang berada di sana seorang anak perempuan, mengapa jadi Edgar disana? Mereka berduapun langsung menuju Pulau Kirrin. Selanjutnya, Julian segera menemui Pak Inspektur dan berkata bahwa suami-istri Stick telah berada di Pulau Kirrin. Pak Inspektur akhirnya memanggil pasukan polisi untuk menangkap mereka berdua. Tak lupa juga, ia menelepon orang tua Jennifer untuk diberitahukan bahwa anaknya telah ditemukan di Pondok Kirrin.

Setibanya di Pondok Kirrin, orang tua Jennifer bertemu dengan anaknya. Lima sekawan diberi permintaan apapun oleh orang tua Jennifer sebagai tanda terima kasih, akhirnya Julian meminta Jennifer untuk tinggal bersama lima sekawan untuk beberapa hari saja di Pulau Kirrin. Orang tua Jennifer membolehkannya, asalkan beliau juga ikut untuk memastikan keadaan di Pulau benar-benar aman. Sampai akhirnya, pasukan polisi datang dan segera berangkat ke Pulau Kirrin menggunakan perahu bersama lima sekawan dan Jennifer. Sesampainya di Pulau itu, polisi berhasil menangkap suami-istri Stick dan Edgar, anaknya. Edgar akan dimasukkan ke Panti Pendidikan Anak-Anak Nakal, sedangkan orang tuanya akan dimasukkan ke penjara, termasuk juga anjing keluarga Stick, si Bau yang akhirnya ditangkap juga. Setelah ditangkapnya keluarga Stick, lima sekawan bersorak bahagia, dan langsung melanjutkan petualangan di Pulau Kirrin di sisa liburan ini.